ungkapan kebersamaan, kerinduan, kesedihan, kebahagiaan dan kegilaan dalam karya kampusgampingan

Rabu, 27 Februari 2008

U-571


Temen2
hari senin kemarin tanggal 25 Februari 2008 pada sempet nonton film
U-571 di Trans TV ? saya udah nonton 4x, tapi heran nggak bosen2
soale pancen apik banget ceritanya.

Film berlatar kejayaan U-Boat yang banyak menenggelamkan kapal
sekutu. U-Boat adalah kapal selam mini Jerman yang terbukti lincah
dan ampuh dalam PD II. Kapal ini dilengkapi dengan mesin Enigma,
Mesin enigma ini digunakan oleh tentara jerman untuk mengirimkan
informasi yang dienkripsi sehingga pihak sekutu tidak mengerti dan
akhirnya selalu kalah. Suatu ketika, kapal Nazi (U-571) rada apes,
keberadaannya terdeteksi pasukan sekutu dan dibombardir sehingga
penyok2.

Kapal Selam itu mengalami kerusakan dan kirim telegram ke
Jerman minta perbaikan mesin. Tanpa dinyana, berita itu terdengar
sekutu, sehingga dikirimlah kapal selam sekutu yang menyamar jadi
kapal Jerman. Kapal itu berhasil merebut U-571, tapi sayang komandan
operasi mati sehingga diganti komandan baru yakni Lt. Andrew Tyler
(diperankan Matthew McConaughey)yang sangat diragukan
kepemimpinannya oleh seluruh anak buahnya kecuali CPO Henry Klough
(diperankan Harvey Keitel). Bahkan salah satu ABK bernama Anthony
Mazzola (diperankan oleh Erik Paladino)di hadapan Chief Henry rada
menghina Andrew Tyler yang reputasinya kurang meyakinkan.

Chief Henry langsung mencekik leher Mazzola dan berkata: "Jangan
Menghina !, bagaimanapun juga, Tyler sekarang ini adalah
KOMANDANMU !!" dongkol dan frustasi ABK memang beralasan,
karena Tyler pernah ketangkap basah Chief Henry tidak tegas dalam bersikap.
Pada saat itu, Sebagai komandan, Tyler ditanya oleh anak buahnya tentang
sesuatu hal tapi Tyler dengan penuh ragu menjawab:"Aku tidak tahu".
jawaban ini melegitimasi anggapan anak buah kapal bahwa Tyler memang
benar2 nggak tegas dan berwibawa.

Pada suatu malam, CPO Henry memberanikan diri menghadap Tyler dan
minta waktu untuk bicara. Ketika diberi kesempatan, CPO Henry dengan
lugas menyampaikan kritiknya.( Nah..temen2 milis, bagian ini yang
paling berkesan bagi saya, sebuah ilmu tentang leadership !!!).
CPO Henry : "Letnan Tyler, Anda adalah komandan kapal selam ini.
Keselamatan anakbuah dan misi ada di tangan anda. Saya sungguh tidak
bisa memahami, bagaimana ada seorang komandan seperti anda, berdiri
di hadapan seluruh anak buah yang sedang membutuhkan komando /
arahan / jawaban atas suatu masalah , dan anda tiba-tiba menjawab
AKU TIDAK TAHU. Tahukah anda bahwa jawaban anda membuat mental anak
buah merosot.

Seorang Komandan harus selalu tahu di hadapan anak buah, entah itu
benar atau salah. Kadang-kadang seorang Komandan harus tampil Kejam
dan bernyali dalam mengambil keputusan ! "
Akhir cerita, Kapal U-571 dihujani bom laut oleh Kapal AL Jerman,
untuk menghindarinya U-571 harus menyelam sangat dalam, yakni 200 M
dibawah laut, padahal kapal ini kemampuan menyelamnya hanya maksimal
160 M. Keputusan 'gila'itu diambil oleh Tyler yang telah 'berubah'
jadi tegas dan garang pada anak buah. Kapal selam ini hanya tinggal
punya 1 torpedo, akan tetapi rusak akibat bom Jerman.

Tyler memerintahkan ABK Ted 'Trigger' Fitzgerald (diperankan oleh Tom
Guiry) yang berbadan paling kerempeng untuk memperbaiki torpedo di
lorong. Waktu yang dipunyai Tyler dkk hanya 5 menit untuk perbaikan
torpedo, kalau gagal, mereka pasti dihancurkan oleh Kapal Nazi.
Trigger mencoba memperbaiki tapi gagal karena lorongnya terlalu
sempit sehingga ia putus asa. Trigger ngambek dan Frustasi.
Mengetahui itu, Tyler marah, kata dia:"kami memilih kamu karena
engkaulah satu-satunya peluang ! Pelaut, kembalilah bekerja dan
LAKSANAKAN KEWAJIBANMU ! Kamu PASTI BISA !"

Trigger dengan berat hati melaksanakan tugas tersebut. namun malang,
goncangan bom membuat kakinya tertimpa pipa sehingga ia sulit
bergerak. sebelum tewas Trigger mampu memperbaiki Torpedo.
Sementara di luar, U-571 dihujani tembakan meriam. CPO Henry
mengusulkan ABK menyelamatkan diri. Tapi usul itu ditolak Tyler.
Tyler ngotot bertahan. berkat jasa triger, torpedo dapat digunakan
dan berhasil menenggelamkan Kapal NAZI.
Film ini disutradarai Jonathan Mostow dan direlease tahun 2000.
dapat hadiah OSCAR loh......

Yeah, kita bisa belajar tentang kepemimpinan dari sekelumit film ini.
Bagaimana pendapat anda ?

Wintoro

Muhibah Baginda Nganjuk ke Nagari Macassar

Saya berangkat ke Makasar hari Jumat malam tgl 15, keberangkatan dari Juanda sesuai jadwal jam 18.45, seperti biasanya saya berangkat dari Nganjuk pagi terus sambil kerja mampir-mampir ke beberapa supplier di Jombang dan Surabaya setelah jam 4 keluar pabrik langsung menuju Juanda, segaja saya ambil penerbangan sore atau malam.

Kebetulan kesehatan juga agak kurang baik Dab keno flu sdh beberapa hari sebelumnya aku sudah sangu obat dari dokter yang sudah tak siapke Jumat pagi sebelum berangkat juga dua hari sebelumnya tak presakke tapi berhubung kondisinya kurang ada kemajuan tak kontrolke lagi sebelum berangkat.

Setelah saya berada dalam pesawat menjelang keberangkatan aku sms bojoku Dab yen aku wis meh mangkat tapi memang saya tidak pernah menyebutkan no penerbanganku dari dulu juga begitu, paling paling hanya "aku wis numpak pswt meh mangkat" njur hp tak pateni tanpa menunggu balasan.

Ketika itu penerbangan dari Juanda mulus tanpa hambatan apapun, tapi kondisi badanku terasa sangat menurun badan agak panas hidung buntu telinga budheg dan sakit sekali dab... wah nggak enak betul. Setelah kira kira dapat 45 menit perjalanan ada pengumuman bahwa pesawat akan mendarat di Banjarmasin dulu untuk beberapa waktu yang tidak di tentukan kerena cuaca di atas Makasar sangat buruk jarak pandang kurang dari limaratus meter.

Dalam kondisi demikian dalam pikiran saya memang seharusnya tidak perlu dipaksakan, saya sangat setuju itu segala urusan dipikir belakangan saja tidak perlu memaksakan diri.
Beberapa menit setelah mendarat di Banjarmasin ada pengumuman lagi bahwa penumpang tidak diperkenankan turun dari pesawat karena ternyata cuaca di Makasar sudah cukup baik lagi, sehingga pesawat hanya perlu isi bahan bakar langsung berangkat lagi, kira kira hanya 30 menitan di Banjarmasin.

Memasuki wilayah perairan Makasar diumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat di bandara Hasanudin Makasar, setelah itu pesawat mulai goncang naik turun secara mendadak berkali kali, tidak ada yang teriak atau histeris semua diam suuueepi sekali kecuali suara benturan pesawat dengan awan dan hujan lebat.

Beberapa saat kemudian pesawat betul betul mendarat dan ketika menyentuh tanah bergoncang dan bersuara keras semua penumpang yang sekitar 200 an orang tetap diam tidak ada suara sampai psw betul2 berhenti... Waah.. Alhamdulillah dab slamet...
Turun dari psw kondisiku kedinginan badan panas telinga budheg berjalan koyo wong mendhem mumet karena mungkin saya terlalu banyak minum obat dan Makasar hujan deras setelah itu saya minum kopi utk menghangatkan badan dan telp. bojoku lagi mengabarkan kalo saya sdh sampai Makasar. Ternyata bojoku sempat bingung tlp ke adiknya yang juga ada di makasar untuk mencari tahu posiosi saya, karena perjalanan yang normal Sby Upg hanya butuh waktu 1.20 jam hari itu saya sampai 4 jam baru sampai.

Alhamdulillah slamet.
Ngono disik yo Dab yang lainnya nanti tak sambung lagi....
biar ada serinya gitu loh....(to be continue red)

Salam
Njuk

Jumat, 22 Februari 2008

Nasirun konco lawas

Falling angel
Nasirun
Medium oil on canvas
35.2 x 57.1 in. 89.5 x 145 cm.
1997 -
Sale Of Sotheby's Singapore Sunday, April 29, 2007
Prize ?
Sesaji Kelahiran

image boleh nemu di Artnet

Selasa, 19 Februari 2008

GANDUNG JOGJA ART TRIP




GANDUNG JOGJA ART TRIP merupakan program terbaru dari
seorang pengemudi becak asli Jogja. Anda akan
menemukan sebuah pengalaman paling menakjubkan ketika
anda bertandang ke kota Yogyakarta bersama Gandung.

Bila anda ingin menikmati petualangan mengunjungi
galeri,museum dan studio seniman di Jogja maka anda
tinggal kontak ke Hp:
no Hp: 0819.0423.237781

Durasi tak terbatasi dan anda bisa memulai perjalanan
anda dari lokasi dimana anda saat itu berada. GANDUNG
JOGJA ART TRIP akan menjemput anda.

PROFILE TOUR GUIDE:

GANDUNG a.k.a Wahyudiono merupakan seorang pengemudi
becak yang handal dan mempunyai ragam pengalaman sejak
dirinya berumur 10 tahun. Tahun 1979 dirinya mulai
mencoba mengendarai becak milik ayahnya yang juga
berprofesi sama.

Ketika pukul 3 dinihari Gandung kecil, dengan becak
ayahnya mulai mangkal di sebuah perempatan jalan
Wirobrajan Yogyakarta hingga pukul 6 pagi. Setelahnya
Gandung akan mandi dan berangkat sekolah.
Sekolah SD INPRES Tegal Mulyo 2 Yogyakarta dia
tinggalkan hingga kelas 6.

Menurutnya baca tulis telah dikuasai itu sudah lebih
dari cukup. Toh, mencari alamat untuk penumpang dan
menghitung uang sudah dapat dikuasainya.

Diusia 39 tahun ini Gandung ingin menawarkan jasanya
pada pecinta wisata seni dan budaya yang ingin
mengunjungi kota tua jogja ini.

Ketika ditanya berapa penghasilan dalam rentang satu
hari dirinya sulit untuk mengatakannya. Menurutnya
pendapatan paling minimal saja sulit apalagi yang
maksimal. Namun dirinya menghendaki 3 anaknya bisa
melampaui dirinya dalam menempuh pendidikan.

Bersama istri yang kini menjadi pekerja manual loundry
untuk baju tetangganya, anak lelaki pertamanya kini
sedang menempuh SMP PGRI Sonopakis kelas 1. Anak
perempuan kedua di SD Taman sari III klas 5, anak
perempuan ketiganya kini di SD Taman Sari III klas 4.

Sejak tahun 1999, Gandung telah bisa mempunyai
becaknya sendiri. Ada tga paguyuban becak perhotelan
yang dia ikuti. Dari Hotel NATAPUTRA, hotel ANDIKA
PUTRA, dan hotel ASRI dirinya menggantungkan limpahan
penumpang.

Pengalaman bertumbuh dengan atmosfir seni telah
dimulai sejak umur 5 tahun sejak tahun 1974. Kampus
ASRI [Akademi Seni Rupa Indonesia ] yang berlokasi di
Gampingan menjadi halaman bermain dirinya. Sehingga
Gandung mengetahui dari dekat calon-calon seniman yang
sedang menempuh pendidikan di kampus tersebut.

Untuk anda yang ingin menggunakan jasa becaknya
silahkan hubungi di mobile phone.

GANDUNG
no Hp: 0819.0423.237781
bila ingin bertemu lebih baik bila anda salingberjanji
di
Jogja National Museum
Jl. Amri Yahya 1 Yogyakarta

Senin, 18 Februari 2008

Guntur

Rumahmu Istanamu

Berirama

Memberi Ulos

Nonton Wayang


Sekolah adalah Ilmu

Minggu, 17 Februari 2008

Kampus Gampingan dalam Kenangan

surga bagi kaum lelaki

neraka bagi lelaki yang terjajah lelaki

kawah candradimuka bagi para gadis lugu

momok bagi yang merasa tersakiti

medan perang bagi pengejar mimpi-mimpi olah rupa

selembar ‘kertas’ dan penjamin ‘predikat’ bagi pemuja gelar dan status

jejak petualangan bagi para pecinta

warna pelangi bagi penjelajah hidup

tidak sekedar kumpulan orang ‘unik’

mozaik kehidupan

kampus gampingan….

romantika, harapan dan kenangan

puisi by Yolanda
foto by Wintoro






INDAHNYA KOPIDARAT


Pak Mod Gombak

Pak Mod & Cak Bush


Temen2 milis yang berbahagia
Sejak Jumat tanggal 25 Januari 2008, saya mulai
berangkat ‘Tour de Jatim”, tujuan utama saya adalah ke
desa Pandansari, Kec. Ngantang, Kab. Malang (Waduk
Seloredjo), untuk menjadi ‘cucuklampah’ nembungke
gadis di desa itu yang kebetulan disunting oleh salah
seorang teman (Joko Tuwo hahahahaha..tapi karir oke
bangets).

Ngiras-ngirus, saya menyempatkan diri kontak dengan
Dab Gombak di Solo (karena rutenya lewat situ),
alhasil kami janjian kopdar di Gudeg Ceker ‘mBak Yus’
depan pasar Triwindu Solo.

Pukul 22.00, saya tiba di situ dan kopidarat dengan
Gombak sambil makan Gudeg Ceker, Ketan Bubuk dan
ndengerin pengamen jalanan yang menyanyikan lagu2
reggae-nya Bob Marley. Wah…jebul asyiiik tenan lho
yang namanya kopidarat itu..yah kita bisa liat kondisi
fisik masing2 yang sudah ‘Beginning Fourties’, weteng
njembluk mendahului karir hahahahahaha…..
Pertemuan itu saya abadikan dan dapat temen2 liat di
album ‘Kopidarat’ (milis)

Ngobrol ngalor ngidul asyiik banget ga terasa udah jam
24.00, saya pamitan dan tidur semalem di Solo. Saya
janjian lagi sama Gombak, kalo dia tugas ke Semarang
gantian mau mampir.

Semalem tidur di Kota Bengawan……..ademmmm Dab……
Pagi jam 07.30, rombonganku berangkat ke Malang,
sebelumnya saya udah ngebel Lurah Nganjuk, Raden Mas
Sri Busono Kriyadiningrat, S.Sn untuk ijin lewat
‘wewengkon’nya yaitu alas Caruban dan Pondok Guyangan,
Beliau dengan Senang hati mengijinkan dan mengeluarken
instruksi : ‘POKOK’E JAM PIRO WAE, YEN LIWAT NGANJUK
KUDU NGEBEL, SEBAB RADEN MAS SRI BUSONO SUDAH NYIAPKEN
PECEL YANG LEB GHODEB’

Nyuwun sewu Dab Nganjuk, aku ngpusi kowe je….
Sebelumnya saya udah nelpon Dab Nganjuk kalo posisi
saya udah di Malang, dia kaget kok cepet, makanya
Nganjuk merekomendasikan kalo pulang malam dari
selorejo, saya diminta mampir Nganjuk untuk makan
pecel ‘best of the best’ kota Nganjuk, setelah saya
beritahu kalo jebule saya baru budhal dari Solo dan
udah nyampe Sragen, Den Baguse Nganjuk misuh2 sama
saya hahahahahahahaha

(Sori yo lek….just kidding aja biar ada kejutan)
Siang Jam 11.15 saya masuk kota Nganjuk dan dipandu
Raden Mas Son ‘by Phone’ untuk menuju Restoran
‘Nirwana’, begitu masuk, parkiran penuh dan terasa
hiruk pikuk. Setelah ,tak injen’ jebule Restorannya
merangkap gedung kawinan…weleh mulane rame banget koyo
sekaten…Cuma yang dateng rodo melek2 cewekke
huahahahaha….

Rombongan saya dijamu Dab Son Nganjuk ’Sop Kambing’
yang rasane bener2 Muantappppp………..daginge empuk
banget dan porsinya benar2 jumbo.
Restoran ini pantes direkomendasikan untuk anda
penggemar Kuliner !
( Foto dapat dilihat di album KOPIDARAT milis).
Setelah ndobos2 ngalor ngidul, saya pamitan untuk
nerusin laku ke Seloredjo. Saya mempersilakan Den Mas
Nganjuk atau Gombak kalo ke Semarang akan saya ajak
makan di warung ‘IWAK MANUK’ Mangkang, ini spesialis
mliwis goreng dengan sambal korek yang mantap plus
lalapannya daun singkong. Ditanggung ketagihan Dab
!!!!!!

Sebelum budhal, kami diberi tips sama Nganjuk untuk
lewat Kertosono, belok Purwoasri, Kandangan terus naik
Selorejo, karna anti macet dan aspalnya mulus.
Kami mengikuti saran Lurah Nganjuk, dan benar ! jalan
lengang dan Mulus. Kami tiba di Waduk Selorejo pukul
15.00, daerahnya sejuk banget kayak Kaliurang, air
waduknya sangat bening. Banyak vila yang bertebaran di
situ. Anda bisa outbond, rafting dll dengan tarip
ringan. Kebetulan tempat ‘calon mertua’ temenku ada
didalam kompleks wisata waduk, jadi kami menginap di
vila dengan hiburan mancing.

Minggu tanggal 27 januari 2008, jam 11.30 kami
meninggalkan Selorejo menuju Semarang lewat Babat,
Tuban dan mampir di Lasem untuk ‘icip2’ kuliner yang
sip tenan, yaitu ‘LONTONG TUYUHAN’, rasane bener2 luar
biasa. Saya tahu tempat ini karena sahabat saya yang
juga ikut dalam rombongan, Kang Josia (dia orang
Chinese, tapi sangat ‘njawani’, dan lebih seneng
dipanggil ‘Kang’ daripada ‘Ko’ ) ngajakin mampir ke
situ. Jebule mantep tenan rek !!!!

Dab Nganjuk kalo pas ilegal logging dan lewat Lasem
bisa mampir ke situ, juga temen2 yang lain
hehehehe……tempatnya agak menjorok ke dalam
perkampungan (Kampung Tuyuhan), agak jauh dari lintas
Pantura.

Malem pukul 23.00, saya baru nyampek rumah di
Semarang. Jalan Pantura macet, penuh konvoi Truk.
Mungkin karena jalur selatan yang lewat Solo dialihkan
karena akan dilewati konvoi ‘Mbah Harto’ ke Astana
Giribangun.

Demikian konco2 semua, ‘oleh-oleh’ cerita dari saya…..
Bagi2 Konco yang mau ‘KOPDAR’ tulung didokumentasikan
dan diposting ke album ‘KOPIDARAT’
Semene ndisik critane,
Matur nuwun Dab Gombak,
Matur nuwun Raden Mas Sri Busono Kriyadiningrat, S.Sn
Atas sambutan dan jamuan anda yang ‘Ruarrr biasa’
berkesan

God Bless You……


WINTORO

Jumat, 08 Februari 2008

Toto Mukmin


Homo luden
Acrilic on canvas60 x 60 cm2008
Bermain di masa kanak-kanak dengan tanpa beban dan tanggung jawab penuh atas apa yang dilakukan yang ada hanyalah kesenangan dan kepuasan menemukan suatu hal baru



Comfort Zone
Acrilic on canvas120x90
Merupakan refleksi dari kenikmatan semu sebuah zona aman / comfort zone yangseolah-olah aman dan nyaman, padahal mungkin akan menjadikan diri kita stagnanmematikan kreatifitas, dan menjadi pecundang. Selanjutnya cita-cita dan semangat dibunuh perlahan-lahan.

Be Independent
Acrilic on canvas120 x 90 2007
Untuk menjadi manusia merdeka diperlukan semangat besar dan keberanian sempurna, keberanian untuk lepas dari "ketergantungan pada kaki orang lain" adalah kata kuncinya

Someday
Ukuran 120 X 90 cmAcrilic on canvas 2008
Jangankan mengekspor teknologi, bahan baku tempe aja masih diimport dari luar negeri. Kemudian tanpa ragu kita habiskan sumber cadangan alam untuk dieksporseakan tanpa berhitung suatu saat akan musnah dari bumi Indonesiadan akhirnya suatu saat mengimpor juga dari luar negeri

Selasa, 05 Februari 2008

Hikayat Baginda Nganjuk

KGPH Sri Bhusono Kriyadiningrat, S.Sn

Kerajaan Nganjuk Darussalam adalah negara yang memiliki corak
pemerintahan monarki konstitusional dengan Sultan yang menjabat
sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap sebagai
Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan
Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan KGPH Sri Busono
Kriyadiningrat, S.Sn yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama
sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Nganjuk.
Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri,
walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi.
Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan
status yang dihormati di dalam negeri.

Nganjuk Darussalam tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan
September 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang
tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak
mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh
pemerintahan mutlak Sultan, Nganjuk Darussalam menjadi salah satu
negara yang paling stabil dari segi politik di Asia

Pertahanan Keamanan Nganjuk mengandalkan perjanjian pertahanan dengan
Ngayogyakarto Hadiningrat, di mana Baginda Sri Busono pernah menimba
ilmu olah kanuragan di Perdikan Gampingan, di mana terdapat
gerombolan pendekar edan yang bernaung di bawah wit ringin.
Sultan KGPH Sri Busono Kriyadiningrat, S.Sn memerintah kerajaan
Nganjuk dengan arif bijaksana. Arif karena mampu meningkatkan ekspor
non migas dengan menebang kayu untuk di juwal di pasar gampingan
demi devisa, dan bijaksana karena Sultan yang satu ini kalau ikut
sarasehan dan jadi juri lomba lukis anak suka ngeyel demi menjunjung
harkat dan martabat kebudayaan.

Sultan KGPH Sri Busono Kriyadiningrat, S.Sn tinggal di istana
Guyangan dengan Patih seorang ekspatriat dari nDalem Pujokusuman
yang pakar IT yaitu KGPH Gudeldiprodjo.

Pak Mod/Win


Masyarakat dan Desain







Sekitar tahun 1980-an kita kenal slogan ‘memasyarakatkan olah raga dan mengolah ragakan masyarakat’. Kala itu di setiap tempat, terutama di halaman sekolah-sekolah di negeri ini, khususnya pada pagi hari atau Jum’at pagi di halaman kantor-kantor berkumandang lagu Senam Kesegaran Jasmani yang mengiringi kita ber-SKJ. Kadang menjadi rutinitas yang membosankan dan jadi pembenaran untuk ‘menunda’ waktu bekerja. Di sisi lain upaya tersebut cukup efektif untuk mencapai tujuan agar tidak hanya jadi sekedar slogan.

Bagaimana dengan ‘memasyarakatkan desain dan membangun kesadaran desain pada masyarakat’? Dalam beberapa tahun terakhir para desainer grafis khususnya di bidang periklanan berhasil mengupayakan salah satunya melalui eksplorasi iklan-iklan di berbagai media yang berpeluang untuk diapresiasi langsung oleh masyarakat, juga dengan menggelar ajang penghargaan Citra Pariwara. Ada pula IGDS (Indonesia Good Design Selection) – seperti menurut Widagdo dalam bulletin HDII no.4 – yang dilaksanakan oleh Pusat Desain Nasional (PDN), sebagai bentuk pemilihan produk desain yang berkualitas baik IGDS merupakan salah satu upaya yang tepat untuk peningkatan apresiasi desain. Secara khusus kita sebagai desainer interior agaknya perlu juga mencari cara yang tepat guna untuk upaya memasyarakatkan, memopulerkan desain interior.

Publikasi desain sebagai ilmu dan karya atau produk melalui media massa baik cetak maupun elektronik terutama televisi, radio, dan internet menjadi sarana ampuh untuk merangsang dan meningkatkan daya apresiasi desain pada masyarakat. Perkembangan teknologi informasi terbukti mampu mendukung upaya publikasi, termasuk dalam hal upaya pembelajaran informal desain. Keberadaan program-program televisi, tabloid, majalah, artikel di media cetak lain yang membahas kasus desain interior merupakan salah satu cara efektif.

Kondisi masyarakat – termasuk kita – sebagai penyuka trend, ‘mimpi’, dan ‘gosip’ dapat juga menjadi pertimbangan untuk mencari cara tepat dalam penyampaian pengetahuan desain. Tingginya rating pemirsa sinetron, infotainment, dan reality show di media televisi menunjukkan karakter masyarakat tersebut. Suatu misi yang dikemas secara hiburan, interaktif, informal, dan ‘menyentuh sisi personal’ cenderung banyak diminati oleh berbagai kalangan. Tayangan ‘Bedah Rumah’ di salah satu stasiun televisi - terlepas dari pro kontra dan aspek komersial dari tayangan ini – merupakan satu upaya ‘mendekatkan’ desain pada masyarakat walau masih dalam tahap pendekatan desain yang sederhana. Kemasan program pembelajaran desain dalam bentuk edutainment dapat menjadi pilihan. Berbagai program yang telah ada selama ini dapat dikembangkan dengan sasaran yang lebih luas, ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, baik tua, muda, di pedesaan, perkotaan, di pinggiran kali, di rumah susun ataupun di perumahan mewah.

Membangun kesadaran desain pada masyarakat mencakup upaya yang ‘lebih dalam’ daripada memasyarakatkan desain. Menentukan sebuah karya desain adalah desain yang ‘baik’ kita tahu tidaklah mudah, sangat relatif. Perlu pemahaman yang lebih jauh dan tidak hanya menjadi permasalahan ‘selera’ saja. Dalam hal ini kesadaran desain mencakup pula kesadaran estetika bentuk dalam arti luas : Estetika bentuk yang berkait dengan kebutuhan pemunculan jati diri, kesadaran konteks yang diterapkan dalam produk desain, baik yang dipakai dalam keseharian kita seperti kancing baju, jepit rambut, sikat gigi, pakaian sampai desain skala besar – rumah tinggal, bangunan publik dan kawasan.

Estetika merupakan salah satu aspek desain yang mengutamakan rasa, sisi personal dan manusiawi kita. Dengan demikian pemahaman ‘keindahan’ dapat menjadi modal kesadaran desain. Sejak kecil kita terus berestetika, dengan cara yang praktis, sederhana tentunya. Tentu kita ingat pengalaman kecil kita mengenal beragam warna, memadukan baju, tas dan sepatu kita, menentukan lagu favorit, memilih bungkus kado yang cantik dan banyak lagi yang merupakan cara sederhana melihat ‘keindahan’.

Sejalan dengan perkembangan jaman pemahaman akan suatu yang ‘indah’ tidak melulu secara fisik seperti harmonis, seimbang, selaras. ‘Indah’ menunjuk juga pada kualitas makna yang dikandung, bahkan sebuah eksistensi yang didasari oleh cerminan karakter dan ekspresi diri. Nilai ‘indah’ mengacu pada ungkapan kepribadian, ‘inner beauty’. Produk desain sesederhana, sekecil apapun dapat dimaknai sesuai dengan kejujuran fungsi, tujuan, sasaran, dan hal-hal lain yang mampu men-citra-kan pribadi pengguna ataupun esensi produk, ‘nilai’ kawasan, konteks, dll. Sebagai contoh : ‘indah’ pada eko desain mengacu pada keoptimalan dalam penyelarasan dengan alam, penerapan ‘ nilai-nilai kearifan’ termasuk pemanfaatan bahan dan konstruksi lokal, dll.

Penerapan mimpi, cerminan ‘citra lain’ di luar citra diri dapat saja bermakna, sah secara estetis, dan tidak sekedar ‘selera’ saja, asalkan pengguna sadar akan ‘tuntutan’ yang patut dipenuhi citra lain tersebut. Misalnya penerapan gaya klasik Eropa yang elegan, atau Minimalis yang fungsional sebagai pilihan berdasar trend, penunjukan status, dll. sebaiknya diimbangi pula dengan gaya hidup pengguna yang sesuai.

Keberhasilan ‘memasyarakatkan desain dan membangun kesadaran desain pada masyarakat’ tidak serta merta menghapus ‘bakat’ mengikuti trend ataupun memanfaatkan produk desain untuk penunjukan status. Keberagaman pola pikir dan cara menyikapi produk desain melatih kepekaan masyarakat dalam menentukan keputusan desain. Segala sesuatu dinilai menurut konteksnya, sepanjang tidak menyalahi norma-norma yang telah ada. Paling tidak sudah ada upaya mengoptimalkan fungsi dan tujuan desain yaitu meningkatkan kualitas hidup berbagai lapisan masyarakat.